Kamis, 15 November 2012

Hadapi Tantangan Dunia Kerja, Perawat Perlu Bangun Soft Skill

-->
Mahasiswa Kuliah di Kampus…..pembelajaran isi kurikulum pendidikan dari yang didominasi penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan (hard skills) ke penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan profesional, serta kemampuan hubungan interpersonal (soft skills).
Perawat yang sehari-harinya berinteraksi dengan klien, membutuhkan kemampuan hubungan interpersonal itu untuk bisa merespon secara tepat dan bijak berbagai kebutuhan atau masalah yang dikeluhkan. Sayangnya, dalam realitasnya masih banyak perawat menemui kesulitan bila dihadapkan pada kondisi demikian.

“Hal ini terutama disebabkan ketika di masa pendidikan, mahasiswa lebih banyak diajari hal-hal yang terkait teknis prosedural tanpa mengintegrasikannya dengan kemampuan soft skill ”. Adapun yang termasuk dalam kemampuan hubungan interpersonal adalah kemampuan menumbuhkan percaya diri, memotivasi, menjadi pendengar yang baik, sabar, empati, komunikasi, dan bersikap terpuji dengan menjunjung etika profesi.

Untuk membangun kemampuan hubungan interpersonal mahasiswa keperawatan, mereka perlu dibentuk dengan karakter caring. Konsep yang satu ini memiliki makna yang sangat dalam, bukan hanya bentuk kepedulian atau perhatian, namun juga berimplikasi pada kuatnya komitmen moral dan profesional untuk kesehatan dan kesejahteraan klien.

Menyadari tentang pentingnya soft skill, Prodi Keperawatan NHM pun sudah mulai melakukan berbagai perubahan yang diperlukan. Berbagai prestasi yang diraih mahasiswanya. 
Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura ini merupakan Program pendidikan akademik dan profesi yang menerapkan kemajuan Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Kesehatan, Kedokteran, Tehnologi, dan Agama yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan yang akan datang. Pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, tehnologi, kesenian, serta menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Program studi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura ini telah bergabung menjadi anggota Asosiasi Institusi Penyelenggara Program Ners Indonesia(AIPNI). Dengan bergabungnya Program dengan AIPNI diharapkan akan memudahkan Program Studi untuk meng up date, baik kurikulum maupun kompetensi seorang ners, sehingga lulusan ners dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura mempunyai daya saing di percaturan local, nasional, maupun internasional.
Eksistensi Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura ini telah diakui oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur dan penjaminan mutu yang telah dilakukan .



BY:
FAISAL
FIBROSIS KISTIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar